Puisi Puisi Dalam Hening yang Retak

Dalam Hening yang Retak

Aku mencintaimu, dalam diam yang panjang,
Seperti senja mencintai malam tanpa pernah bisa tinggal.
Langkahmu menjauh, tak bersuara,
Menyisakan bayang yang terus menggema.

Kau pernah jadi musim di dadaku,
Mekarkan harap, gugurkan ragu.
Tapi waktu adalah tangan yang kejam,
Mengoyak benang-benang harapan yang kurajut diam-diam.

Aku menyebut namamu dalam doa yang getir,
Namun langit terlalu sunyi untuk mengirimkan kabar.
Air mataku tak jatuh di pipi,
Ia mengalir dalam dada yang kian sunyi.

Kini cinta tinggal kenangan berdebu,
Duduk lesu di sudut rindu.
Dan aku, hanya sehelai puisi usang,
Yang kau baca sekali—lalu kau buang.




Jika artikel ini cukup bermanfaat silahkan bagikan artikel ini ke:

Facebook Twitter Google+

0 Komentar "Puisi Puisi Dalam Hening yang Retak"

Post a Comment

Berkomentarlah yang sesuai dengan artikel yang anda baca. Komen spam akan terhapus otomatis